Kampung Moderasi Beragama Perkuat Sektor Ekonomi dan Produktivitas Warga Desa

By Admin


nusakini.com, Bogor - Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag), Ahmad Zayadi menyebut, program Kampung Moderasi Beragama (KMB) tidak hanya mempererat hubungan sosial antarumat beragama, tetapi juga memberi dampak ekonomi yang signifikan. Program ini mampu mendorong penguatan sektor riil dan menciptakan pembangunan desa yang berkelanjutan.

"KMB tujuan utamanya adalah memperkuat moderasi beragama. Namun, dampaknya ternyata sangat luar biasa. Ada dampak ekonomi yang signifikan, di mana sektor riil di kampung tersebut mulai berkembang karena banyak kegiatan silaturahmi yang terjalin," ujar Zayadi dalam kegiatan Kemah Moderasi Beragama di Bogor, Selasa (3/12/2024).

Zayadi menjelaskan, KMB biasanya memiliki daya tarik yang mencakup keindahan keragaman suku, agama, budaya, serta pesona alam yang memikat. Desa Jrahi dan Giling di Lereng Gunung Muria, Pati, Jawa Tengah, misalnya, menjadi salah satu contoh KMB yang memiliki potensi pariwisata yang bisa memberi dampak ekonomi pada warga desanya. Setelah diresmikan menjadi KMB, lanjut Zayadi, banyak yang menjadikannya sebagai destinasi bagi pengunjung, untuk melihat dan merasakan langsung harmoni di desa tersebut.

"Kondisi ini menimbulkan aktivitas ekonomi bagi masyarakat desa setempat, seperti usaha kuliner, kerajinan lokal, penginapan, hingga layanan pemandu wisata yang dikelola warga desa. Selain itu, interaksi dengan pengunjung juga membuka peluang jaringan baru yang bermanfaat untuk pengembangan potensi desa lebih lanjut," jelasnya.

Ia memaparkan, banyak penyuluh agama yang terlibat dalam memaksimalkan potensi lokal dengan memberi pelatihan kewirausahaan, pembuatan produk kerajinan, pengolahan hasil pertanian, hingga budidaya perikanan di kampung-kampung moderasi beragama, salah satunya Desa Wirotaman, Ampelgading, Malang, Jawa Timur.

Namun, Zayadi menegaskan, nilai-nilai perdamaian, toleransi, dan kerukunan yang diwujudkan di KMB jauh lebih berharga dari nilai-nilai ekonomi yang didapat masyarakat. "Harmoni sosial yang tercipta tentu menjadi fondasi utama untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di kampung-kampung tersebut," tegasnya.

Ia mengatakan, hingga kini, lebih dari seribu kampung di Indonesia telah mengimplementasikan program ini. Kampung-kampung tersebut aktif menggelar berbagai kegiatan yang meningkatkan produktif masyarakat desa.

"Seperti kita tahu, saat ini banyak desa tersebut memiliki aktivitas, termasuk ekonomi. KMB berperan memastikan bahwa pemanfaatan untuk meningkatnya produktivitas masyarakat desa," jelasnya.

Zayadi juga mengungkapkan bahwa kesuksesan program KMB telah menarik perhatian dunia internasional. "Dua bulan lalu, kami menerima 50 tamu dari Kementerian Pertahanan AS yang ingin mempelajari praktik baik yang diterapkan di Kampung Moderasi Beragama. Begitu juga tamu dari Austria yang kami ajak berkunjung ke beberapa KMB. Mereka sangat tertarik untuk mendiseminasikan konsep ini di negara mereka," katanya.

Ia menambahkan bahwa ketertarikan terhadap program ini juga datang dari pemerintah Turki dan Mufti Kroasia. "Yang paling menarik adalah kunjungan Mufti Kroasia. Beliau menyatakan, 'Insyaallah, Kroasia akan menjadi contoh terbaik setelah Indonesia dalam implementasi moderasi beragama,'" ungkap Zayadi.

Zayadi menegaskan bahwa keberhasilan program KMB tidak terlepas dari peran aktif penyuluh agama. "Penyuluh agama memiliki pengalaman panjang dalam pembinaan masyarakat. Mereka adalah pilar utama yang memastikan program di desa berjalan dengan baik," tutupnya. (*)